Touring de Bali

team2.jpg
Cita-cita Bike to Work mungkin masih agak susah untuk diujudkan, apalagi untuk mengelilingi Pulau Bali yang ternyata lumayan luas kalo dijabanin. Ide muncul dari Barry dan Rico yang lagi kongkow ngelamun jorok di basecamp Akasia. Awalnya ide adalah turing mengelilingi Bali, kebetulan hari masih libur (long weekend Maulid Nabi dan Paskah). Kebetulan juga tanggal 23 Maret lusanya bertepatan dengan undangan dari HMI Sastra Unud untuk acara penanaman bibit Asam Jawa di Negara. Ya sudah, akhirnya terkumpul lima orang – Viar, Barry, Rico, Andri, dan Denay dan kami pun berangkat dari mabes BOC berbekal tenda, perlengkapan camping, dan touring dengan sepeda motor saja (secara kalo pake sepeda kayuh alamat mampus di jalan kita) hehehe….

team1.jpg

Negara
Kota pertama yang kita kunjungi adalah Negara. Bermalam bersama anak-anak HMI Sastra Unud di bumi perkemahan Taman Nasional Bali Barat merupakan pengalaman pertama – khususnya buat aku sendiri. Lokasi bumi perkemahan itu lumayan asik, di tepi pantai dengan pohon-pohon palmnya. Dan kalau beruntung menurut Norman – pemuda umur 20an si penjaga pos, kita bisa melihat Menjangan (Kijang) di sekitar lokasi. Sayang kita cuma sebentar di sana, setelah bermalam keesokan harinya masih ada agenda jadi partisipan event penghijauan dan tentunya…turing ke kota-kota berikutnya.

Singaraja
Berpanas-panas ria sepanjang jalan di atas motor, wuiiiiiiih…demi campaign peduli lingkungan kita ngebela-belain gak pake jaket sepanjang perjalanan Negara – Singaraja. Campaign? Iya dong, kita kan pake baju seragam Regreenation yang ijo-ijo keren itu loh… Hihi, emang ada yang baca ya di jalan? Bodo amat, kalo pas berenti istirahat kan orang-orang sekitar situ pasti curi-curi pandang pengen tau. Ini orang baju ijo-ijo apaan sih? Dan akhirnya mereka bisa liat tulisan Regreenation dan www.balioubound.com, semoga salah satu dari mereka ada yang browsing ke sini.

trip2.jpg
Yak, akhirnya Singarajaaaaaaaaa…..kota pesisir Utara pulau Bali dengan nyiur-nyiur melambai. Setelah melalui Banyuwedang, melewati Pemuteran, beristirahat minum kopi dan es campur sambil nonton monyet-monyet liar di Pulaki, lanjut melintasi Celukanbawang, Seririt, dan Lovina akhirnya kita tiba di kota Singaraja. Di pelabuhan lama Singaraja kami istirahat lagi sebentar untuk minum-minum, dan meroko-meroko di pelabuhan lama Singaraja, tentunya gak lupa dong foto-foto! Fiuuuh, walau trek yang dilewati cukup panas membakar namun kami dihibur dengan perbukitan dan pemandangan yang indah dengan jalanannya yang meliak-liuk.
Perjalanan dilanjutkan ke arah Pantai Air Sanih untuk makan siang, dan terdamparlah kami di Kubu Apilan, sebuah rumah makan kecil di tepi pantai dekat Air Sanih – dengan Ikan Ulir bakar, Pelecing Kangkung yang ternyata lebih banyak toge ketimbang kangkungnya, dan sambal matah yang maknyuss!! Kita pun makan siang di tepi pantai dengan semilir angin. Wih….asiknya! Enjoying the triplah pokoknya….

Lanjut, berenang di kolam Air Sanih. Sebuah kolam dengan air dinginnya yang bersumber dari mata air alam. Sudah bertahun-tahun lewat buatku sejak terakhir mandi di sini, dan kemarin aku liat tempat ini gak jauh berbeda. Tidak ada perubahan, malah makin tidak terawat kelihatannya. Tapi bermain-main air di sana, bercanda tawa bersama Barry, Rico, Andri, dan Denay bikin aku gak peduli. Masa bodo itu urusan pemda setempat-lah pikirku, pokoke sekarang mandiiiiii….Mak cebyur!!! Kecipak-kecipak sana sini sambil lirak-lirik gadis-gadis Buleleng yang mohai-mohai berbasah-basah di tepian kolam. Hihi…teteuup, mupeng liat bodi-bodi basah! Hush!

Kintamani
Sesudah berpanas-panas di jalur Negara-Singaraja, kami berlima dibantai hujan di perjalanan menuju Kintamani melalui jalur Singaraja-Kintamani melalui desa Bila. Rencana awal untuk turun ke Denpasar melalui jembatan Tukad Bangkung di Plaga pun batal karena hari yang udah mulai gelap dan hujan tiada ampun membantai kita sepanjang jalan. Kami memutuskan untuk turun lewat Payangan supaya ketemu warung dan membeli bahan bakar. Setibanya di Penulisan, kami mampir di warung kecil sekitaran Pura besar di Penulisan. Menikmati mie kuah dan seseruput kopi di tengah suasana hujan yang mulai reda dengan suhu yang lumayan dingin menggigit menghapus rasa letih di perjalanan. Biasanya di Pura itu rame banyak orang yang sembahyang, tapi kemarin terlihat sepi. Hanya mobil-mobil dan motor yang sesekali lewat.
Nggak banyak yang kita lakukan di Kintamani. Secara hari udah gelap, hujan kembali turun, dan badan udah mulai terasa letih. Kami pun melanjutkan perjalanan menuju Denpasar, menuruni dataran tinggi Kintamani yang dingin melalui jalur Payangan. Dan hujan membantai kita sepanjang jalan hingga Denpasar.

Denpasar
Yihaaa….home sweet home. Total perjalanan ini adalah 364 Km (sesuai catatan di odometer motornya Barry). Waaaaaw! Lumayan kan daripada lumanyun?!
Well, it was fun guys. Walau kelihatannya kita hanya senang-senang mengendarai motor mengisi waktu liburan, sebenernya ada beberapa point yang bisa diambil dari perjalanan ini:

1. Kebersamaan. Saling bantu waktu motor Rico tewas di Pekutatan, gotong royong jadi partisipan waktu penanaman di Negara,dll.

2. Mengenal lingkungan. Jadi tau yang namanya Taman Nasional Bali Barat yg biasanya cuma dilewati dan baca artikelnya di koran-koran, jadi tau yang namanya obyek wisata konservasi menjangan, jadi tau kebersamaan dan berbagi antara manusia dan monyet di Pulaki – di sana monyet sama manusia rukun loh, kok di belahan bumi sana terjadi perang saudara?, dll.

3. Temen baru dan pengalaman baru

4. Yang paling penting, real action usaha pelestarian!

4. Barry, Rico, Andri, Dnay…tolong tambahin bro

trekboc1.jpg
Trek – Garis merah adalah trek yang dilintasi

(scrolling ke atas) Anjrits, panjang juga yak! Hihi…sekian cerita perjalanan dari lima manusia ga ada kerjaan ini; Viar, Barry, Rico, Andri, dan Denay. :p
Semoga spirit ini bisa menginspirasi secara positif untuk berbuat yang lebih pada alam dan masyarakat. Amin!

notes: foto2nya nyusul

About Viar MS

travel | green enthusiast | countryside | web design | beer | coffee