Presean, Tarung Derajat Lelaki Sasak


Captured by: subzero

Beruntung bener kemaren sewaktu perjalanan ke Lombok. Kebetulan waktunya bertepatan dengan rentetan acara perayaan pitulasan (17an Kemerdekaan Indonesia). Salah satu yang sempet kita nikmati adalah Presean, sebuah acara adat yang berupa duel para lelaki Sasak.
Sepulang turun dari Rinjani, Heru ngajakin nonton Presean di kantor Camat Kopang – Lombok Tengah. Kebetulan lokasi berada dekat sekali dengan rumah tempat kami beristirahat.

Sore itu rame banget di halaman kantor camat Kopang yang jaraknya cuma sekitar 50 m dari rumah Heru. Penonton terlihat berkerumun melingkar di tepian halaman yang cukup luas. Suara musik tradisional dan pemandu acara riuh rendah. Langsung aja kami nyempil-nyempil di antara kerumunan sampe akhirnya dapet posisi wuenak di barisan depan.

Presean adalah salah satu kekayaan budaya bumi gogo rancah (lombok). Acara ini berupa pertarungan dua lelaki Sasak bersenjatakan tongkat rotan (penjalin) serta berperisai kulit kerbau tebal dan keras (ende). Petarung biasa disebut pepadu. Presean bermula dari luapan emosi para prajurit jaman kerajaan taun jebot sehabis mengalahkan lawan di medan perang. Acara tarung presean ini juga diadakan untuk menguji keberanian/nyali lelaki sasak yang wajib jantan dan heroik saat itu. Hingga akhirnya lestari sampe sekarang ini menjadi hiburan perayaan yang diadakan setiap memperingati 17an. Oiya, konon presean juga salah satu bentuk upacara memohon hujan bagi suku sasak di musim kemarau.

Uniknya dari pertarungan presean, pesertanya tidak pernah dipersiapkan secara khusus. Pepadu atau petarung dicomot dari penonton yang mau adu nyali dan ketangguhan mempermainkan tongkat rotan dan perisai yang disediakan. Penonton/calon peserta bisa mengajukan diri atau dipilih oleh wasit pinggir (pakembar sedi). Setelah mendapat lawan, pertarungan akan dimulai dan dimpimpin oleh wasit tengah (pekembar).

Duel dua pepadu diadakan dalam lima ronde, pemenangnya ditentukan oleh hasil nilai yang diperoleh atau salah satu pepadu bocor kepala, bedarah-darah, ato kibar bendera putih. Kami sempet menyaksikan dua pertarungan sore itu, cukup bikin bergidik waktu ngeliat itu rotan menderu diayun-ayun saling hajar tubuh lawan. Beuh…kena jidat bisa jengkang tuh!


Captured by: subzero

Peraturan perang presean cukup sederhana, pepadu tidak boleh memukul bagian bawah perut lawannya (paha, kaki, apalagi selangkangan :P). Nilai tertinggi diperoleh jika pepadu berhasil ngemplang ndas musuhe. Uniknya, di sela-sela pertarungan para pepadu plus para wasit harus menari jika musik dimainkan. Mungkin maksudnya untuk melepas ketegangan selama jalannya pertandingan. Asik juga ngeliatnya, sesaat para petarung saling baku hantam, beberapa detik kemudian mereka menari sembari tertawa dan mencari-cari celah kelemahan lawan, sedetik kemudian rotan keras menghantam perisai – plak!, lalu mereka menari lagi… Amazing dan mendebarkan!

Pertandingan diakhir dengan salam dan pelukan persahabatan antar petarung. Tanda tiada dendam dan semua hanyalah permainan! Benar-benar sportif.

About Viar MS

travel | green enthusiast | countryside | web design | beer | coffee