mountaineeFive #3: Gunung Abang

MountaineeFive ke-3 diadakan pada tanggal 17 – 18 November 2012. Kali itu, mereka bertualang dengan total pasukan sebanyak 13 orang. Adalah Njong, Andri, Shiro, Viar, Hemas, Chisa,Harto, Brilian dan Hari yang berangkat pada Pukul 5 sore dari Denpasar. Sesampainya di Panelokan, sekitar Pukul 7 malam, mereka ber-9 menyantap makan malam sederhana, mujair segar goreng, di Warung Boyolali. Setelah santap malam, mereka melanjutkan perjalanan dari arah Museum Volcano Batur menuju ke Desa Abang melalui jalan ke arah Karangasem. Tak lama berkendara sambmil menikmati angin dingin pegunungan, mereka bertemu persimpangan jalan. Yang jalannya halus, agak belok ke kanan/Timur, menuju ke Karangasem, sedangkan yang satunya tidak beraspal dan lurus ke arah Desa Abang. Di jalan tersebut terdapat sebuah Pura. Malam itu, untuk beristirahat sejenak sebelum pendakian, mereka singgah di Pura Mungu, Banjar Bubung, Desa Abang.

Pukul 10:30 malam, Didi, Maha dan Agus menyusul dari Denpasar. Mereka tiba di Desa Abang sekitar Pukul 12 tengah malam dan bergabung dengan yang lain untuk beristirahat. Di Wantilan Pura, ada yang berbaring dalam kantung tidur, menikmati kopi panas ataupun merokok. Cuaca malam itu cukup cerah, angin berhembus kencang dan dingin. Bermodalkan ranting-rating kayu yang mereka kumpulkan, api unggun pun dinyalakan untuk mengurangi dinginnya udara yang menusuk tulang.

Tigapuluh menit sebelum memulai pendakian, bergabulanglah Sidhar yang tiba pada Pukul 2 pagi. Setelah berkemas-kemas, mereka bertigabelas memulai pendakian mountaineeFive ke-3, Gunung Abang.

Mulai dari sini mari kita percepat ceritanya…

Dari Pura Mungu, mereka harus berjalan sepanjang 4 km sebelum mencapai trek. Dalam perjalanan itu, terdapat sebuah Pura kuno yang berisi pahatan kayu. Unik sekaligus membuat bulu kuduk berdiri! Trek Gunung Abang itu cukup landai pada awalnya. Di tengah perjalanan terdapat sebuah pelinggih di lahan yang cukup datar. Beberapa orang menyebutnya sebagai Puncak pertama Gunung Abang. Beberapa dari mereka yang beragama Hindu pun tak lupa bersembahyang disana. Setelah disuguhi trek yang lumayan landai, sepertiga perjalanan sebelum puncak harus mereka lewati dengan tenaga ekstra karena trek agak lebih curam.

Mereka sampai di Puncak sekitar Pukul 7:30 pagi. Walaupun momen matahari terbit mereka lewatkan, di Puncak mereka sudah ditunggu oleh pemandangan Gunung Batur yang beralaskan permadani Danau Batur yang menawan. Di sisi lain, mereka dapat melihat Ngarai yang tak kalah indahnya. Sedikit berawan, pemandangan cantik itu rasanya agak sedikit mistis. Cantik!

Di Puncak Abang terdapat sebuah Pura. Seperti pendakian yang sudah-sudah, mereka yang beragama Hindu tak lupa untuk berdoa, berterima kasih karena sudah mencapai puncak dan juga mohon agar semua dapat pulang ke rumah masing-masing tidak lebih dan kurang apapun. Acara bebas di puncak mereka lewatkan dengan bersantai ria, makan kudapan ditemani teh/kopi panas atau susu sambil menikmati alam, dan tak lupa untuk mendokumentasikan momen berharga di puncak Abang.

Sayangnya, mereka tidak pulang bersamaan. Ada yang bergegas untuk pulang menemui pasangan, ada pula yang cepat-cepat turun ingin pulang ke kota, ada yang ingin cepat sampai di kaki gunung karena sudah lelah, dan ada beberapa dari mereka yang berjalan dengan santai sambil menikmati trek. Maklum, grup terakhir ini terkenal suka irit dengkul.

Pendakian Gunung Abang kala itu berkakhir menyenangkan. Tentu saja sesi pemotretan tak dapat dihindarkan dari awal hingga akhir perjalanan. Banyak yang curiga sebenarnya kegiatan alam balioutbound ini hanyalah kedok untuk berfoto di alam. Nah! Padahal sih…. iya. Hehe :p

About chisa

____try to sum me up in words is like catching sunlight in a jar ____ tlchisa @ twitterland