Bersepeda Menuruni Gunung Abang

mtb-boc-01

Kami memang sudah beberapa kali naik turun gunung, tapi bagaimana dengan menuruni gunung dengan sepeda? Sabtu lalu, saya, Andri, Bli Sidhar berkesempatan mencoba salah satu olahraga ekstrim dan berhubungan dengan gunung. Kami diajak oleh Bli Balin, dan Bli Gedu untuk ber-mountain bike di Gunung Abang. Menurut Bli Balin, jalur Gunung Abang cukup seru namun ramah bagi pemula seperti saya.

Berangkat dari Pura Mungu, Banjar Bubung, Desa Abang ke arah Utara. Jalur dimulai dengan tanjakan kecil. Saya yang belum terbiasa, cukup kaget dan bingung dengan pengoperasian sepeda MTB, padahal prinsipnya hampir sama dengan sepeda biasa. Setelah terbiasa, kami melanjutkan perjalanan. Jalur mulai turun dan berpasir, licin dan berlubang. Kecepatan bertambah, melintasi satu dan dua jalur berkelok-kelok. Seru, sampai harus melintasi lubang besar dan mengangkat sepeda.

Sampai di jalur yang sempit dan bersebelahan langsung dengan jurang, rem sepeda Bli Gedu macet. Terpaksa, kami berhenti dan berusaha memperbaiki sepeda. Sekitar 15 menit mengotak-atik dan tidak berhasil, maka Bli Gedu terpaksa melanjutkan perjalanan tanpa rem belakang. Baru beberapa puluh meter, rem belakang macet lagi. Kali ini tidak terlalu lama sampai kami melanjutkan perjalanan kembali.

mtb-boc-03

mtb-boc-04

Jalur bertambah seru. Panas matahari, lembah dan tebing, jalanan berpasir, melayangkan ingatan saya pada adegan film 127 hours, saat Aron (James Franco) mengayuh sepedanya menuju Grand Canyon dengan kecepatan penuh dan jatuh terpelanting. Saya mengayuh sepeda lebih cepat, namun syukurnya saya tidak jatuh. Hampir jatuh sih berkali-kali, tapi saya yakin sepeda pinjaman yang saya naiki ini diciptakan dengan sangat teliti sehingga tetap aman saat dipakai. Keselamatan terjaga asal tetap fokus dan hati-hati.

Memasuki hutan bambu, kami terhambat oleh truk yang sedang mengangkut bambu memenuhi jalur. Daripada menunggu terlalu lama, akhirnya kami meminta bantuan memindahkan sepeda melintasi atas truk, sementara kami lewat celah yang hanya cukup satu badan di samping.

mtb-boc-05

Kami berhenti untuk istirahat di sebuah warung dekat jalan beraspal. Melepas lelah sambil minum dan makan makanan ringan untuk mengisi energi. Setelah selesai, Bli Gedu tidak ikut melanjutkan perjalanan karena rem sepedanya bermasalah tadi. Dia mengangkut sepedanya kembali ke mobil. Kami berempat melanjutkan perjalanan. Kali ini jalanan cukup menanjak melintasi sawah dan kebun di perkampungan. Saya yang memang tidak ada persiapan olahraga sebelumnya cukup kepayahan dan susah mengatur pernapasan. Kaki sudah gemetar dan tidak sanggup mengayuh pedal di jalan tanah setapak dan menanjak. Saya turun, dan menuntun sepeda sambil jalan.

Selama kira-kira 20 menit, jalan tetap menanjak. Naik turun sepeda saya lakukan karena sudah kelelahan. Sampai Andri juga mengalami kram pinggang dan cukup lama beristirahat. Bli Balun menyemangati kami dan memberitahu bahwa setelah tikungan di depan, jalur akan banyak jalan turun melintasi perkampungan dan sungai kecil. Ternyata benar, setelah mengayuh sekuat tenaga kami melihat jalan turun. Turun dengan kecepatan penuh dengan kaki yang sudah lelah sungguh memacu adrenalin. Ditambah jalur pinggir jurang, sempit dan lubang, namun tetap saya lewati tanpa turun dari sepeda.

Setelah melewati sungai, akhirnya kami sampai di garis finish, dekat jembatan menuju Pura Besakih di daerah Menange. Setelah menaikkan sepeda ke mobil, kami beristirahat sambil berendam di sumber mata air bawah jembatan sambil ngobrol soal perjalanan tadi. Setelah puas, kami kembali ke Denpasar. Pengalaman kali ini pastinya membuat saya ketagihan ingin mencoba lagi dengan jalur yang lebih ekstrim.

mtb-boc-02

About Lugu Gumilar

Designer and Illustrator who likes coffee, night, nature, and dream a lot.