bali dan pencakar langit

Udah capek, ngantuk, males nulis banyak-banyak….

Cuma pengen ngomentarin tentang pengkajian ulang peraturan daerah mengenai tinggi bangunan yang diperbolehkan di Bali – Perda No. 4 tahun 1974. Intinya sempet baca di salah satu media kalo akan diadakan pengkajian perda itu tentang tinggi bangunan yang diijinkan di Bali sampai saat ini (15m atau setinggi puun kelapa). Pengkajian ulang, saya mencium bau-bau rencana busuk untuk perubahan dari perda tersebut. Hehehe… Adanya kemungkinan untuk memperbolehkan pembangunan gedung-gedung tinggi sangatlah ada, jika rencana pengkajian ini diujudkan.

Katanya sih itu untuk mengatasi pengalihan lahan pertanian/lahan hijau menjadi daerah pemukiman dan bisnis yang akhir-akhir ini sering terjadi. Pastinya banyak yg perlu dipertimbangkan dong yah mengingat pemerintah Bali sendiri selama ini jejeritan tentang “ajeg bali”… Lha sekarang kok peraturan yang menurut saya adalah salah satu penopang ke-ajeg-an Bali malah mau dirubah. Kita mesti liat lagi segi untung ruginya bagi kita semua khususnya untuk Bali itu sendiri. Apakah itu semua benar untuk kemajuan Bali dan solusi yang paling tepat atas masalah-masalah yang ada? Atau itu hanya untuk memajukan pagar mewah segelintir pihak? Heheh… whatever

Yang pasti mah, gw ga kebayang gimana jadinya kl Denpasar yang sudah mulai membutuhkan “nafas” malah ditanami cor-coran beton tinggi…
*nyeruput kopi, ngepulin asep rokok….*

About Viar MS

travel | green enthusiast | countryside | web design | beer | coffee